Rabu, 30 Oktober 2013

Persaudaraan Yang Tak Terbatas Ruang Dan Waktu

Hingga saat ini sejarah mencatat bahwa kehidupan umat manusia tidak pernah sepi dari apa yang nama konflik, baik itu berupa konflik antar pribadi, kelompok, suku, ras atau bangsa, yang semuanya berakar pada ego yang dimiliki setiap manusia, yang kemudian melahirkan kepentingan. Dengan menyadari hal itu, telah banyak pendahulu kita yang melakukan Ijtihad dalam usaha menemukan cara untuk menghilangkan atau setidaknya menghindarinya.
Dari usaha-usaha tersebut, akhirnya muncullah konsep persaudaraan yang bermacam-macam. baik
pada tingkat lokal, regional, nasioanal dan internasional. Ide Nasionalisme kita- Indonesia- juga lahir dari usaha tersebut, lebih jelasnya ide kebangsaan kita ini merupakan evolusi dari ide Persaudaraan Islam yang-oleh Soekarno-disebut sebagai Proto NasionalismeBegitu juga dengan ide keagamaan moderen yang mengusung ide persaudaraan pada tingkatan internasional, juga merupakan perwujudan dari usaha-usaha itu.
Namun seperti yang kita tahu, semua usaha diatas belumlah berhasil mewujudkan perdamaian global yang menjadi tujuan utamanya. Karena secara defacto manusia terdiri dari berbagai macam suku, bangsa dan ras yang memiliki perbedaan antara satu dan lainnya. Namun sebenarnya manusia-antara satu dan lainnya-adalah bersaudara. Karena Pada dasarnya semua Manusia di dunia ini berasal dari satu garis keturunan yang berujung pada satu nenek moyang, yaitu sepasang manusia pertama; Adam dan Hawa. Namun, seiring dengan berjalannya waktu populasi manusia semakin bertambah, dan menyebabkan daerah asal yang mereka tempati menjadi penuh. Sehingga mau atau tidak mereka harus mencari daerah baru yang sekiranya lebih kondusif untuk dijadikan sebagai tempat tinggal. sehingga pada akhirnya manusia menyebar ke seluruh penjuru planet bumi dan menjadi kelompok, suku, bangsa dan bahkan ras yang berbeda dari pendahulunya.
Maka dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa secara dejure semua manusia berada dalam satu ikatan persaudaraan dan satu keluarga; keluarga keturunan Adam dan Hawa. Setidaknya seperti itulah ide persaudaraan yang lahir dari budaya sepiritual semit, Piliph K Hitti dalam bukunya History of the Arab menyebutnya sebagai Spirutual Semitik. Kemudian Ide itu diwarisi oleh tiga agama terbesar di dunia saat ini; Yahudi, Islam dan KristenBegitu juga dengan agama-agama besar yang lain, mereka juga mengajarkan nilai-nilai persaudaraan kepada para pemeluknya. Namun, dikarenakan banyak manusia yang telah melupakan nilai-nilai tersebut, akhirnya mereka kembali terjebak pada konflik antar sesama.

Berdasarkan realitas di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi akar dari konflik dewasa ini adalah rendahnya tingkat rasa persaudaraan antar sesama. Dari itu diperlukan adanya usaha yang lebih intens untuk menanamkannya pada generasi muda yang merupakan generasi pemilik masa depan dan yang terpenting usaha tersebut haruslah kita mulai dari diri sendiri. Karena, untuk mewujudkan sebuah perubahan, haruslah kita mulai dari kelompok sendiri, suku senidiri, bangsa sendiri yang semuanya berawal dari diri sendiri; ibda' binafsika (mulailah dari dirimu sendiri). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar